![]() |
Harga Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Sentuh Rp1,8 Miliar. (Foto: Freepik) |
NEXZINE.ID - Bitcoin kembali mencatatkan sejarah baru di pasar aset kripto. Pada Kamis (22/05), mata uang digital terbesar di dunia ini berhasil menyentuh level all-time high (ATH) terbarunya di kisaran US$114.000 atau setara Rp1,8 miliar, berdasarkan asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS.
Meskipun sempat terkoreksi, harga penutupan Bitcoin tetap menguat di angka US$109.621 (sekitar Rp1,75 miliar), mempertegas momentum bullish yang tengah berlangsung di pasar kripto global.
Apa Penyebab Kenaikan Harga Bitcoin?
Lonjakan harga Bitcoin dipicu oleh kombinasi berbagai faktor makroekonomi, sentimen pasar, dan kebijakan keuangan global. Berikut beberapa pemicu utama:
1. Arus Dana Masuk ke ETF Bitcoin Spot
Salah satu faktor dominan adalah meningkatnya aliran dana ke produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot. Dana institusional masuk ke ETF Bitcoin spot mencapai lebih dari US$329 juta hanya dalam sehari pada Selasa, 20 Mei 2025. Ini menandai hari kelima berturut-turut terjadi inflow dari lembaga keuangan besar.
Menurut analis kripto, sentimen dari institusi besar belum mencapai puncaknya. Jika tren ini berlanjut, harga Bitcoin berpotensi menembus level US$120.000 dalam waktu dekat.
2. Inflasi AS Terkendali
Angka inflasi yang rendah di Amerika Serikat membuka peluang bagi investor untuk kembali mengambil risiko. Kondisi ini mendorong alokasi dana ke aset non-tradisional seperti kripto, termasuk Bitcoin, yang dianggap sebagai aset penyimpan nilai jangka panjang.
3. Kondisi Geopolitik Lebih Tenang
Meredanya tensi geopolitik, terutama hubungan dagang antara AS dan Tiongkok, turut menciptakan sentimen positif di pasar. Harapan akan tercapainya kesepakatan perdagangan meningkatkan minat terhadap aset digital sebagai bentuk diversifikasi investasi.
4. Penurunan Peringkat Utang AS
Penurunan peringkat utang pemerintah AS oleh lembaga Moody’s turut menjadi katalis. Hal ini mendorong investor untuk mencari aset alternatif dengan potensi nilai lindung inflasi, seperti Bitcoin.
5. Likuiditas Tinggi dan Tekanan Jual Rendah
Data on-chain menunjukkan tekanan jual yang rendah serta meningkatnya volume stablecoin seperti Tether (USDT) di bursa kripto. Ini menandakan kesiapan pasar untuk menyerap pembelian dalam volume besar, menjaga likuiditas tetap tinggi.
Bagaimana Reaksi Pasar?
Sentimen pasar saat ini sangat positif. Banyak pelaku pasar yang terdorong oleh efek FOMO (fear of missing out), khususnya di kalangan investor ritel. Keterlibatan institusi besar dalam ETF Bitcoin memberikan rasa aman tambahan, memperkuat kepercayaan terhadap masa depan aset digital.
Tak hanya Bitcoin, kripto lain seperti Ethereum dan Dogecoin juga mengalami kenaikan masing-masing sekitar 5% dan 6,3% dalam 24 jam terakhir.
Apa Dampaknya bagi Investor?
Rekor harga ini menjadi bukti kematangan ekosistem kripto, seiring meningkatnya dukungan regulasi dan pertumbuhan produk investasi digital. Namun, investor tetap diingatkan untuk tidak terbawa euforia.
Pasar kripto masih memiliki volatilitas tinggi. Koreksi harga bisa terjadi kapan saja jika ada perubahan kebijakan moneter, peristiwa geopolitik, atau pergantian sentimen pasar.
Tips untuk Investor:
- Lakukan riset mendalam sebelum membeli aset kripto.
- Gunakan manajemen risiko yang ketat.
- Jangan investasikan dana yang tidak siap untuk hilang.
Pencapaian Bitcoin pada Mei 2025 menjadi tonggak baru dalam sejarah kripto global. Dengan semakin besarnya partisipasi institusi dan kondisi pasar yang kondusif, fase bullish ini bisa jadi awal dari tren kenaikan jangka panjang. Namun, kehati-hatian tetap menjadi kunci bagi setiap investor yang ingin masuk ke dunia kripto.
***