![]() |
Tokoh adat Bali angkat bicara soal keberadaan ormas luar, sebut Bali cukup dengan sistem keamanan adat Pecalang. (Foto: FB/globaldewata) |
NEXZINE.ID, Bali - Media sosial tengah diramaikan oleh viralnya foto dan video yang menunjukkan kehadiran organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) di Bali. Fenomena ini menuai beragam reaksi dari masyarakat, terutama di dunia maya.
Salah satu suara penolakan paling lantang datang dari Manggala Madya Pasikian Pacalang Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung, Yudhi Pasek Kusuma. Melalui akun Instagram pribadinya @yudhi_pasek_kusuma, Yudhi menyampaikan sikap tegas terhadap keberadaan ormas dari luar daerah tersebut.
“BALI TIDAK BUTUH ORMAS, BALI SUDAH PUNYA PECALANG,” tulis Yudhi dalam unggahan yang diposting pada Jumat, 2 Mei 2025, dan dikutip Senin (5/5). Postingan itu disertai video yang telah ditonton lebih dari 23 ribu kali hingga Senin siang.
Dalam pernyataannya, Yudhi menekankan bahwa sistem keamanan adat Bali sudah mapan dan tak memerlukan intervensi dari ormas luar. Ia menjelaskan bahwa keberadaan Pecalang penjaga keamanan adat Bali merupakan bagian tak terpisahkan dari struktur sosial masyarakat Bali.
“Kami bukan penjaga biasa, kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan turun-temurun untuk menjaga Bali,” ujar Yudhi dalam video tersebut.
Lebih lanjut, Yudhi menyebutkan bahwa terdapat sekitar 1.500 desa adat di Bali, yang masing-masing memiliki Pecalang sebagai garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah adatnya.
“Kami tahu siapa yang kami jaga dan apa yang kami lindungi. Kami tidak digerakkan oleh politik, kami digerakkan oleh rasa tanggung jawab kepada adat dan tanah kelahiran kami. Bali tidak butuh pengaruh luar untuk aman, Bali cukup dengan rakyatnya sendiri, dan selama Pecalang masih berdiri, Bali tetap terjaga,” tutupnya.
Pernyataan tersebut mendapat sambutan positif dari warganet. Banyak netizen menyampaikan dukungan terhadap Yudhi dan menilai kehadiran ormas luar berpotensi mengganggu tatanan adat yang sudah berjalan harmonis selama ini.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak GRIB mengenai tujuan dan aktivitas mereka di Bali. Namun, gelombang penolakan dari tokoh adat serta masyarakat terus menguat di berbagai platform media sosial.
***