TSOpTfOlBSdiBUOoGUGiBSOlBA==

Headline:

Mengapa Centang Biru di Media Sosial Kini Tak Lagi Eksklusif?

Centang biru kini mudah didapat lewat layanan berbayar seperti X Blue & Meta Verified. Apa dampaknya? Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Mengapa Centang Biru di Media Sosial Kini Tak Lagi Eksklusif-nexzine.id
Mengapa Centang Biru di Media Sosial Kini Tak Lagi Eksklusif. (Foto: meta.com)

NEXZINE.ID - Centang biru atau tanda verifikasi di media sosial dulunya menjadi simbol eksklusif yang menunjukkan keaslian dan kredibilitas akun publik figur, brand besar, hingga institusi resmi. Namun kini, status tersebut mulai kehilangan "gengsi" karena berbagai perubahan kebijakan dan kemunculan layanan berlangganan.

Apa Itu Centang Biru dan Mengapa Dulu Sangat Berarti?

Sebelum berubah, centang biru:

  • Menunjukkan akun asli milik tokoh atau entitas publik.
  • Menjadi bukti kepercayaan dan otoritas.
  • Sulit didapat harus melalui proses seleksi dan verifikasi ketat.

Dengan kata lain, centang biru adalah "pengakuan" dari platform bahwa akun tersebut autentik dan terpercaya.

Perubahan Besar: Layanan Berlangganan Berbayar

Salah satu penyebab utama menurunnya eksklusivitas centang biru adalah kemunculan sistem berlangganan seperti:

1. X Blue (Dulu Twitter Blue)

Pengguna bisa mendapatkan centang biru dengan membayar biaya bulanan.

  • Tidak perlu lagi melalui proses verifikasi ketat.
  • Disertai fitur tambahan seperti pengeditan tweet dan prioritas visibilitas.

2. Meta Verified (Instagram & Facebook)

  • Menawarkan centang biru bagi akun personal dan kreator dengan membayar biaya langganan.
  • Termasuk fitur perlindungan akun, layanan pelanggan khusus, dan peningkatan jangkauan konten.

Dampaknya:

  • Centang biru bukan lagi simbol keaslian semata, melainkan bagian dari paket fitur premium.
  • Menimbulkan kebingungan: mana akun resmi dan mana yang sekadar berbayar?

Bagaimana Perubahan Ini Mempengaruhi Pengguna dan Brand?

1. Turunnya Nilai Eksklusivitas

Dengan banyaknya pengguna umum yang memiliki centang biru, simbol ini menjadi kurang istimewa.

2. Kebingungan Publik

Orang awam kesulitan membedakan akun asli dari akun berbayar—terutama untuk figur publik atau brand kecil.

3. Pergeseran Strategi Digital

Banyak brand kini fokus membangun kepercayaan melalui:

  • Interaksi autentik dengan pengikut.
  • Konsistensi konten berkualitas.
  • Testimoni dan ulasan pihak ketiga.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Jika Anda ingin tetap relevan dan membangun kredibilitas di media sosial:

✅ Lakukan Ini:

  • Pastikan informasi profil lengkap dan jelas.
  • Gunakan nama pengguna yang konsisten di semua platform.
  • Bangun engagement secara organik.
  • Pertimbangkan layanan berbayar jika sesuai kebutuhan dan tujuan.

❌ Hindari Ini:

  • Mengandalkan centang biru sebagai satu-satunya bukti kredibilitas.
  • Membeli followers atau engagement palsu.

Kesimpulan

Centang biru memang telah kehilangan sebagian maknanya sebagai simbol eksklusivitas. Namun, kepercayaan di media sosial kini dibangun lebih dari sekadar tanda verifikasi. Interaksi yang autentik, konsistensi konten, dan kejelasan identitas tetap menjadi kunci membangun reputasi digital yang kuat.

Daftar Isi
Formulir
Tautan berhasil disalin