![]() |
Nasib Gen X di Tengah Ancaman PHK dan Kompetisi Kerja dengan Milenial & Gen Z. (Foto: Freepik) |
NEXZINE.ID - Generasi X, kelompok usia yang kini berada pada rentang 40 hingga 59 tahun, semakin terjepit di tengah persaingan kerja lintas generasi dan meningkatnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat disrupsi teknologi dan efisiensi perusahaan.
Di berbagai industri, mulai dari keuangan, media, hingga manufaktur, Gen X kini menghadapi tantangan ganda: mempertahankan posisi mereka dari gempuran talenta muda dan tetap relevan di tengah percepatan transformasi digital.
"Saya harus belajar ulang software yang biasa dipakai Gen Z hanya untuk tetap bertahan di posisi saya," ujar Rudi, 47 tahun, seorang staf senior di perusahaan teknologi swasta di Jakarta.
Generasi Penghubung yang Rentan Terpinggirkan
Sebagai generasi penghubung antara analog dan digital, Gen X memiliki pengalaman dan loyalitas kerja tinggi. Namun, banyak perusahaan kini lebih memilih tenaga kerja muda yang dianggap lebih adaptif terhadap teknologi dan memiliki gaji lebih rendah.
Laporan LinkedIn 2025 menyebutkan, perusahaan lebih banyak merekrut Milenial dan Gen Z untuk posisi strategis karena dinilai lebih “tech-savvy” dan fleksibel dalam sistem kerja hybrid atau remote.
Ancaman PHK Massal
Tidak sedikit anggota Gen X yang terdampak gelombang PHK global, terutama di sektor teknologi dan media yang tengah melakukan efisiensi besar-besaran.
Berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja Indonesia, sekitar 38% dari total PHK pada Q1 2025 menimpa pekerja berusia di atas 40 tahun. Ini menunjukkan tingginya kerentanan kelompok ini dalam pasar kerja saat ini.
Tekanan Finansial dan Tanggung Jawab Ganda
Selain tantangan karier, Gen X juga dibebani tanggung jawab finansial ganda—merawat orang tua lansia sekaligus membiayai anak-anak yang masih dalam usia sekolah atau kuliah. Banyak dari mereka juga masih terjerat cicilan rumah dan kredit konsumtif lainnya.
Kondisi ini membuat tekanan mental dan finansial Gen X meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Apa Solusinya?
Pemerintah dan sektor swasta diimbau menciptakan kebijakan pelatihan ulang (reskilling) dan jaminan kerja bagi pekerja senior. Program pelatihan digital dan literasi teknologi menjadi krusial untuk mempertahankan daya saing Gen X di dunia kerja yang kian kompetitif.