![]() |
AS-China Akhirnya Sepakat Gencatan Senjata Perang Dagang. (Foto: istockphoto/narcikk) |
NEXZINE.ID - Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya menyepakati gencatan senjata terbaru dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak awal April 2025. Kesepakatan ini dicapai setelah perundingan intensif selama dua hari di London, yang menghasilkan apa yang disebut sebagai “kerangka jabat tangan” antara dua ekonomi terbesar dunia.
Meski belum mencakup kesepakatan menyeluruh, hasil pembicaraan ini menjadi terobosan penting dalam meredakan ketegangan tarif dan hambatan perdagangan yang sebelumnya meningkat tajam.
Dilansir dari The Washington Post, Kamis (12/6/2025), Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini “sudah dilakukan”, namun masih menunggu pengesahan final dari dirinya dan Presiden China Xi Jinping.
Apa Isi Kesepakatannya?
Dalam kesepakatan ini:
- China sepakat untuk melanjutkan ekspor mineral tanah jarang dan magnet penting ke AS, yang merupakan komponen vital dalam industri otomotif dan pertahanan Negeri Paman Sam.
- Sebagai gantinya, AS akan melonggarkan aturan visa bagi mahasiswa China dan menjanjikan konsesi lain yang dinilai seimbang oleh kedua belah pihak.
Presiden Trump menyebut perjanjian ini sebagai “kemenangan besar bagi kedua negara”, dan menyatakan melalui platform Truth Social bahwa dirinya dan Presiden Xi akan bekerja sama lebih erat untuk membuka pasar China terhadap produk-produk Amerika.
Bagaimana dengan Tarif Perdagangan?
Gencatan senjata ini tidak sepenuhnya menghapus tarif, namun menurunkannya dari level ekstrem sebelumnya:
- AS mempertahankan tarif 55% terhadap barang-barang impor dari China.
- China menetapkan tarif 10% terhadap produk AS.
Sebagai perbandingan, pada April 2025 lalu kedua negara sempat saling memberlakukan tarif perdagangan dengan besaran tiga digit, yang sangat membebani sektor bisnis global.
Siapa yang Terlibat dalam Negosiasi?
Negosiasi di London ini dipimpin oleh:
- Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS
- He Lifeng, Wakil Perdana Menteri China
Lutnick menjelaskan bahwa hasil perundingan merupakan kelanjutan dari konsensus Jenewa dan hasil komunikasi langsung antara Trump dan Xi pada awal Juni 2025.
“Kami telah mencapai kerangka kerja untuk menerapkan konsensus Jenewa dan seruan antara kedua presiden,” kata Lutnick dalam konferensi pers di London.
Apakah Hambatan Dagang Dihapus?
Menurut pernyataan Lutnick, kesepakatan ini akan menghapus hambatan dagang baru yang sebelumnya diberlakukan saat gencatan senjata sebelumnya gagal. Beberapa di antaranya termasuk pembatasan ekspor teknologi canggih dari AS, yang kini berpeluang dicabut sebagai respons terhadap kembalinya pasokan tanah jarang dari China.
Bagaimana Tanggapan China?
Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, menggambarkan diskusi tersebut sebagai “profesional, rasional, mendalam, dan jujur.” Pemerintah China berharap gencatan senjata ini akan memperkuat kepercayaan dan menjadi landasan bagi pemulihan hubungan dagang yang lebih stabil.
Nilai perdagangan dua arah AS-China pada 2024 lalu mencapai USD 580 miliar, dengan defisit besar di pihak AS. Pemerintahan Trump menegaskan bahwa pengurangan defisit dan peningkatan ekspor AS akan tetap menjadi prioritas utama.
Langkah Awal Pemulihan Dagang Global
Meskipun masih dalam tahap awal, kesepakatan ini dinilai sebagai langkah konkret menuju normalisasi hubungan dagang antara AS dan China. Hal ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada rantai pasok global, terutama di sektor teknologi dan otomotif.
“Ini adalah langkah pertama dari kerangka kerja yang akan kami gunakan untuk mendekati dan membahas pertumbuhan perdagangan,” ujar Lutnick. “Namun pertama-tama, kita harus menyingkirkan hambatan-hambatan negatif.”