![]() |
Sejumlah wali murid menunjukkan bukti bahwa anaknya dinyatakan diterima di SMAN 1 Giri. Namun, gara-gara sistem SPMB error, anaknya gagal diterima. (Foto: raba/ramada kusuma) |
NEXZINE.ID, Banyuwangi - Puluhan orang tua siswa di Kabupaten Banyuwangi mengaku kecewa setelah anak-anak mereka gagal diterima di SMAN 1 Giri, meskipun sebelumnya dinyatakan lolos seleksi di aplikasi SPMB (Seleksi Penerimaan Murid Baru) Jawa Timur.
Salah satu wali murid, Titin, bahkan tak kuasa menahan tangis ketika mengetahui anaknya tidak bisa melakukan daftar ulang pada Senin, 1 Juli 2025. Padahal, nama anaknya sempat tercantum sebagai siswa yang diterima di jalur pemenuhan kuota.
“Anak saya sudah senang karena dinyatakan diterima. Tapi begitu datang ke sekolah, berkas ditolak. Rasanya seperti kami diprank,” ujar Nuryanto, wali murid lainnya yang mengalami kejadian serupa.
Total terdapat 123 siswa yang mengalami nasib serupa. Mereka tidak bisa diterima karena kuota di SMAN 1 Giri disebut sudah penuh, meskipun sistem SPMB menunjukkan bahwa mereka lolos.
Sistem Error, Orang Tua Dirugikan
Pihak sekolah menyebut insiden ini terjadi akibat kesalahan teknis dalam sistem SPMB Jatim. Kepala SMAN 1 Giri, I Ketut Renen, menjelaskan bahwa kuota 360 siswa yang tersedia di sekolahnya sudah terisi penuh. Ia pun terkejut saat mengetahui adanya 123 siswa tambahan yang mendaftar ulang melalui jalur pemenuhan pagu.
“Kami sudah melaporkan ke Cabang Dinas Pendidikan Jatim. Dari sistem memang terlihat ada kesalahan teknis sehingga 123 siswa tidak bisa diterima,” jelas Ketut.
PIN Siswa Diblokir, Tak Bisa Daftar ke Sekolah Lain
Masalah makin rumit karena nomor PIN siswa yang gagal diterima sudah terkunci, sehingga mereka tidak bisa mendaftar ke sekolah lain. Padahal, tanggal 1 Juli adalah hari terakhir pendaftaran ulang.
"Nomor PIN anak saya sudah tidak bisa dipakai. Kalau tidak bisa daftar ke SMAN 1 Giri, setidaknya kami bisa daftar ke SMK. Tapi ini malah terkunci," kata Nuryanto dengan nada kecewa.
Solusi dari Cabang Dinas: Bisa Daftar ke SMK
Sebagai solusi darurat, pihak sekolah mengonfirmasi bahwa PIN milik 123 siswa tersebut kini sudah bisa digunakan kembali untuk mendaftar ke jenjang SMK, yang masa pendaftarannya dibuka mulai hari ini, 2 Juli 2025.
“Kami minta sistem diperbaiki dan PIN siswa dibuka. Kami harap mereka tetap punya kesempatan melanjutkan sekolah, meskipun bukan di SMAN 1 Giri,” terang Ketut.
Tuntutan Pertanggung jawaban
Para orang tua siswa kini menuntut agar pihak terkait, baik SMAN 1 Giri maupun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, bertanggung jawab atas kekacauan sistem ini. Mereka menilai kesalahan teknis semacam ini telah merugikan psikologis dan masa depan anak-anak mereka.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Pendidikan Jawa Timur terkait insiden ini.
sumber: Radar Banyuwangi