TSOpTfOlBSdiBUOoGUGiBSOlBA==

Headline:

Keracunan Program Makan Bergizi Gratis Kembali Terjadi, Istana Minta Maaf dan Siapkan Sanksi

Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di berbagai daerah. Istana Negara minta maaf dan siap beri sanksi pihak lalai.

 

Keracunan Program Makan Bergizi Gratis Kembali Terjadi, Istana Minta Maaf dan Siapkan Sanksi-nexzine.id
Keracunan Program Makan Bergizi Gratis, Istana Minta Maaf dan Siapkan Sanksi. (Foto: YT/Sekretariat Presiden)

NEXZINE.ID - Kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di sejumlah wilayah Indonesia. Terbaru, insiden terjadi di Kota Salakan, Sulawesi Tengah, dan Sukabumi, Jawa Barat.

Pihak Istana Negara menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tersebut dan memastikan evaluasi akan segera dilakukan.

“Kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Itu tentu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan suatu kesengajaan,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Prasetyo menegaskan, kasus keracunan MBG menjadi catatan penting pemerintah. Badan Gizi Nasional (BGN) disebut telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan siswa terdampak mendapat penanganan secepat mungkin.

“Tentu harus dilakukan upaya evaluasi, termasuk mitigasi perbaikan supaya masalah seperti ini tidak terulang kembali,” jelasnya.

Sanksi Bagi Pihak yang Lalai

Lebih lanjut, Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah tidak menutup kemungkinan akan menjatuhkan sanksi.

“Sanksi kalau memang itu adalah faktor kesengajaan atau kelalaian dalam melaksanakan SOP, tentu akan diberikan kepada pihak penyedia program gizi. Namun sanksi jangan sampai mengganggu operasional, sehingga penerima manfaat tetap bisa mendapatkan MBG,” tandasnya.

JPPI: 5.360 Anak Jadi Korban Hingga September 2025

Di sisi lain, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebut jumlah korban keracunan MBG semakin mengkhawatirkan. Hingga September 2025, JPPI mencatat sedikitnya 5.360 anak di berbagai daerah mengalami keracunan akibat program ini.

“Dalam pekan ini, korban keracunan setelah menyantap hidangan MBG mengalami peningkatan, baik dari sisi jumlah maupun sebaran,” ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangan resmi, Jumat (19/9/2025).

JPPI menilai, program MBG telah gagal melindungi anak-anak dan justru berubah menjadi ancaman serius. Ubaid menegaskan, pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap tragedi berulang tersebut.

“Tak Boleh Main-main dengan Nyawa Anak”

Ubaid menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap ribuan siswa yang menjadi korban. Menurutnya, pemerintah tak bisa terus bersembunyi di balik jargon zero incident sementara kenyataannya kasus keracunan terus berulang.

“Kalau kejadian seperti ini hanya sekali, mungkin bisa disebut kesalahan teknis. Tetapi bila ribuan anak jadi korban di banyak daerah, itu jelas kesalahan sistemik dan bukti kegagalan tata kelola,” tegasnya.

Ia menambahkan, Presiden dan BGN tidak boleh bermain-main dengan nyawa anak bangsa. “Kalau program ini benar-benar berpihak pada anak, hentikan sekarang juga sebelum lebih banyak korban berjatuhan.”

JPPI bahkan menyebut tragedi MBG sebagai darurat kemanusiaan nasional, karena alih-alih memberi gizi sehat, program justru membawa penderitaan hingga mengancam nyawa siswa.

“Kalau Presiden serius melindungi generasi emas, maka hentikan MBG sekarang juga dan lakukan evaluasi total. Kalau tidak, berarti negara sedang abai terhadap keselamatan warganya,” pungkas Ubaid.

Daftar Isi
Formulir
Tautan berhasil disalin