 |
| Menkeu Purbaya Terbuka pada Kritik. (Foto: Ist/nexzine) |
NEXZINE.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan sikap terbuka terhadap kritik publik, termasuk dari pengamat politik Rocky Gerung. Dengan nada bercanda, ia menyebut tidak keberatan bila kebijakannya dikritik habis-habisan.
“Sebetulnya saya gak terlalu siap, karena beberapa hari terakhir ini masih menyesuaikan ritme kerja. Jadi ini gak apa-apa kalau gak pas, memberikan ruang bagi Pak Rocky Gerung untuk kritik saya habis-habisan nanti,” ujar Purbaya dalam acara Great Lecture di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Purbaya sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ia menilai, ketidaksempurnaan dalam awal jabatan justru membuka ruang untuk perbaikan melalui kritik dan masukan dari berbagai pihak.
Soroti Ekonomi RI Sebelum Krisis 1998
Dalam kesempatan yang sama, Purbaya menyinggung perjalanan panjang ekonomi Indonesia. Ia menyebut, sebelum krisis 1998, pertumbuhan ekonomi nasional sempat mencapai rata-rata 6,5–6,7 persen per tahun.
Menurutnya, tren tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan saat ini.
Menkeu Optimistis Ekonomi RI Bisa Capai 8%
Tak hanya itu, Purbaya juga menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Perekonomian Indonesia tetap resilient, terefleksi pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 sebesar 5,12% year on year. Pertumbuhan ini ditopang konsumsi rumah tangga, investasi, serta kinerja ekspor-impor,” kata Purbaya saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025).
Kritik Ekonom: Menkeu Terlalu Percaya Diri
Namun, sikap optimistis Purbaya menuai kritik. Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai Purbaya terlalu percaya diri alias overconfident.
“Belum genap sehari menjabat, Menkeu baru langsung menimbulkan kontroversi. Ucapan Purbaya yang meremehkan tuntutan publik dengan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi 6–7 persen akan otomatis meredam kritik membuat publik dan pasar terkejut,” kata Achmad, Selasa (9/9/2025).
Ia menegaskan, sikap overconfidence bisa menjadi alarm bagi publik. “Apakah ke depan ia akan menjadi manajer fiskal yang kredibel, atau justru berbahaya bagi stabilitas publik dan pasar?” ujarnya.
Sikap terbuka Purbaya terhadap kritik sekaligus keyakinannya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia menimbulkan pro-kontra. Di satu sisi, keterbukaan tersebut memberi ruang bagi publik untuk mengawasi kebijakan pemerintah. Namun di sisi lain, sikap percaya diri yang dianggap berlebihan juga memunculkan kekhawatiran di kalangan pengamat.
