TSOpTfOlBSdiBUOoGUGiBSOlBA==
00 month 0000

Headline:

Operasi Polisi di Rio Brasil Tewaskan 132 Orang, Diduga Ada Pemenggalan Remaja Jelang COP30

Operasi brutal polisi di Rio Brasil menewaskan 132 orang. Tuduhan pemenggalan remaja memicu kecaman luas jelang KTT Iklim COP30.
Operasi Polisi di Rio Brasil Tewaskan 132 Orang, Diduga Ada Pemenggalan Remaja Jelang COP30-nexzine.id
Operasi Polisi di Rio Brasil Tewaskan 132 Orang, Diduga Ada Pemenggalan Remaja Jelang COP30. (Foto: nytimes.com)

NEXZINE.ID - Operasi besar-besaran yang dilakukan aparat keamanan Brasil di Rio de Janeiro memicu kecaman internasional setelah muncul dugaan kekejaman yang dilakukan polisi terhadap warga sipil dan anggota kelompok kriminal.

Dikutip dari The Telegraph, Jumat (31/10/2025), aparat dituduh memenggal kepala seorang remaja anggota geng narkoba lalu menggantungnya di pohon. Sementara itu, foto-foto yang dirilis AP News menunjukkan puluhan jenazah dengan kondisi mengenaskan ditemukan di kawasan hutan sekitar Alemão dan Penha.

Jenazah para korban yang berjumlah sekitar 132 orang itu dibawa ke jalan dan diletakkan di atas terpal plastik. Angka ini melebihi jumlah korban tragedi Carandiru tahun 1992 yang menewaskan 111 narapidana, sehingga menjadi salah satu operasi paling mematikan dalam sejarah keamanan Brasil.

Diduga Penyiksaan dan Eksekusi Tanpa Perlawanan

Operasi brutal yang berlangsung pada Selasa (28/10) itu dilakukan menjelang kedatangan pemimpin dunia untuk KTT Iklim COP30 di Belém. Banyak yang menilai aksi ini sebagai upaya pemerintah membersihkan wajah keamanan nasional sebelum agenda internasional berlangsung.

Raquel Thomas, ibu dari pemuda 19 tahun yang menjadi korban, menuturkan bahwa putranya dieksekusi tanpa diberi kesempatan membela diri.

“Mereka menggorok leher anak saya dan menggantung kepalanya di pohon. Dia tidak diberi kesempatan untuk membela diri,” ungkapnya, pilu.

Pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga korban, mengungkapkan bahwa beberapa jenazah ditemukan dengan luka bakar dan tanda eksekusi keji lainnya.

Para korban, mayoritas berusia 20–30 tahun, diduga anggota Comando Vermelho, jaringan narkoba terbesar dan tertua di Rio de Janeiro.

Polisi Klaim Lindungi Warga, Aktivis Menyebut Tragedi Kemanusiaan

Marcelo de Menezes, Sekretaris Polisi Militer Rio, membela tindakan aparat dengan menyatakan bahwa para pelaku kejahatan didorong ke dalam hutan untuk melindungi masyarakat.

Namun aktivis HAM, Raull Santiago, menyebut tragedi ini sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Saya masih merasa hampa usai mendengar kabar ini,” katanya.

Rio sendiri juga tengah bersiap menyelenggarakan KTT Wali Kota Dunia C40 pekan depan, sehingga ketegangan antara aparat dan kelompok kriminal semakin meningkat.

Pemerintah Pusat dan Dunia Internasional Soroti Kasus

Gubernur Rio, Cláudio Castro, menyebut operasi itu sebagai “pukulan telak” terhadap kelompok kriminal, dan menyatakan 4 polisi tewas dalam baku tembak.

Sementara itu, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa penindakan terhadap kejahatan terorganisir harus tetap menghormati hak asasi manusia.

“Kita tidak dapat menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga dan menindas warga,” ujar Lula.

“Namun upaya keamanan tidak boleh mengorbankan warga sipil maupun polisi.”

Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski telah mengunjungi Rio untuk menawarkan dukungan federal dan mempercepat penanganan krisis.

Sekjen PBB António Guterres pun menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai lonjakan korban jiwa dalam operasi tersebut.

Daftar Isi
Formulir
Tautan berhasil disalin