![]() |
| Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (Foto: wikipedia) |
NEXZINE.ID - Minat wisatawan domestik menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 menunjukkan pergeseran tren. Jika sebelumnya Bali menjadi destinasi utama, kini banyak wisatawan lokal justru memilih Yogyakarta sebagai tujuan liburan.
Pelaku industri pariwisata menilai, maraknya konten negatif di media sosial diduga turut memengaruhi persepsi wisatawan terhadap Bali. Berbagai unggahan yang menyoroti kemacetan, biaya liburan yang mahal, hingga isu kenyamanan disebut membuat sebagian wisatawan berpikir ulang untuk berlibur ke Pulau Dewata.
Sebaliknya, Yogyakarta dinilai lebih ramah, terjangkau, dan nyaman, terutama bagi wisata keluarga. Faktor biaya akomodasi, kuliner, hingga akses destinasi wisata yang relatif mudah menjadi daya tarik utama kota budaya tersebut.
Bali Alami Penurunan Kunjungan Wisatawan Domestik
Sejumlah pelaku pariwisata melaporkan adanya penurunan kunjungan wisatawan domestik ke Bali pada periode jelang akhir tahun. Meski wisatawan mancanegara masih mendominasi, jumlah pelancong lokal disebut tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
“Wisatawan sekarang lebih selektif. Mereka banyak mencari referensi dari media sosial, dan itu sangat berpengaruh pada keputusan berlibur,” ujar salah satu pelaku usaha pariwisata nasional.
Konten viral yang bernada negatif dinilai memiliki dampak signifikan terhadap citra destinasi wisata. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi daerah tujuan wisata populer seperti Bali.
Jogja Dianggap Lebih Bersahabat untuk Liburan Keluarga
Yogyakarta menawarkan kombinasi wisata budaya, alam, hingga edukasi dengan harga yang relatif terjangkau. Selain itu, suasana kota yang dinilai lebih santai dan ramah keluarga membuat Jogja semakin diminati saat musim liburan panjang.
Destinasi seperti Malioboro, Candi Prambanan, kawasan pantai di Gunungkidul, hingga wisata edukatif menjadi pilihan favorit wisatawan domestik.
Jadi Sorotan Pelaku Pariwisata Nasional
Fenomena pergeseran minat wisatawan ini menjadi sorotan pelaku pariwisata nasional. Mereka menilai perlu adanya strategi komunikasi positif dan pengelolaan citra destinasi di media sosial agar tidak berdampak pada penurunan kunjungan.
Pelaku industri berharap promosi yang lebih berimbang dan peningkatan kenyamanan wisata dapat kembali menarik minat wisatawan domestik, khususnya di momen libur besar seperti Natal dan Tahun Baru.
