![]() |
| Peran serta Keputusan Ibu Jadi Nafas Panjang Program MBG. (Foto: Ist/nexzine) |
NEXZINE.ID - Peran aktif para ibu sering luput dari sorotan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Padahal, dari situlah keberhasilan program dapat terwujud karena keputusan ibu yang menentukan apakah asupan gizi yang diterima hari itu akan berlanjut atau malah berhenti sebagai konsumsi sesaat.
“Di rumah, kami yang pegang kendali. Kalau hari ini anak sudah dapat, besok kami atur lagi supaya seimbang,” ujar Nia, ibu dua anak yang rutin menerima manfaat Program MBG kelompok 3B (ibu hamil, ibu menyusui, dan balita) di Posyandu Jatiwaringin, Bekasi, Rabu (24/12).
Bagi ibu hamil dan ibu menyusui, peran ini terasa semakin kuat. Mereka tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga dampaknya bagi anak. Hal ini pun dialami oleh Rani, seorang ibu hamil penerima manfaat MBG.
![]() |
| Peran serta Keputusan Ibu Jadi Nafas Panjang Program MBG. (Foto: Ist/nexzine) |
Program MBG memang memberi kerangka pemenuhan gizi, tetapi para ibu yang mengisinya dengan tindakan nyata, mulai dari meja makan hingga pengaturan waktu istirahat, memastikan gizi seimbang menjadi bagian dari rutinitas keluarga.
“Sekarang saya lebih sadar apa yang saya makan karena saya tahu ini bukan cuma untuk saya," ucapnya.
Sementara itu, Kader Posyandu Mawar 1, RW 02 Jatiwaringin, Darsiah Asman, menilai perubahan ini sebagai hal penting. “Ketika ibu merasa punya peran, program jadi hidup. Mereka tidak menunggu diarahkan, tapi mulai mengambil keputusan sendiri,” katanya.
Ketika ibu mengambil peran sebagai penjaga gizi pertama, program tidak lagi berdiri di luar rumah, justru menyatu dan berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Di sanalah MBG 3B menemukan kekuatannya, bukan hanya pada sistem, tetapi juga pada keputusan-keputusan yang dibuat para ibu.

