![]() |
| Volatilitas Bitcoin Meningkat dan Whale Melepas Aset Sehingga BTC Berpotensi Jatuh. (Foto: unsplash.com) |
NEXZINE.ID - Pergerakan Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan volatilitas ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Harga BTC sempat naik-turun tajam dari level US$84.000 hingga US$93.000, membuat tren jangka pendek sulit ditentukan. Kini pasar kripto bertanya-tanya: apakah BTC akan menembus US$95.000, bergerak sideways, atau justru terkoreksi menuju US$85.000?
Tekanan Jual Whale Menguat, BTC Masih Tertahan
Berdasarkan data Exchange Whale Ratio dari CryptoQuant per Sabtu (06/12/2025), deposit whale ke Binance mengalami lonjakan signifikan. Peningkatan ini menjadi sinyal bahwa pelaku besar pasar tengah melakukan profit-taking, menambah tekanan jual yang menahan harga Bitcoin.
Rasio whale di seluruh bursa tercatat berada di angka 0,47, sementara EMA 14-hari rasio tersebut di Binance naik ke 0,427 level tertinggi sejak April 2025. Kondisi ini menunjukkan adanya distribusi yang semakin kuat, terutama saat BTC kembali gagal menembus level US$93.000.
Inflow BTC ke Binance Dekati Rekor Tertinggi
Data on-chain juga menunjukkan bahwa SMA 30-hari inflow BTC ke Binance mencapai 8.915 BTC per 28 November, hampir menyamai rekor tertinggi 9.031 BTC pada 3 Maret lalu.
Dalam pola historis, inflow sebesar ini hampir selalu diikuti oleh koreksi tajam, menandakan bahwa pemilik aset besar bersiap mengurangi risiko setelah kenaikan kuat yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
Dengan suplai BTC yang meningkat di Binance, uptrend BTC berpotensi tertahan hingga kelebihan pasokan ini terserap oleh pasar.
Stablecoin Masuk Besar-Besaran, Trader Bersiap Ambil Posisi
Selain tekanan jual dari whale, data dari Arab Chain pada Kamis (04/12/2025) menunjukkan bahwa dalam tujuh hari terakhir, Binance mencatat 946.000 deposit USDT, lebih tinggi dibanding OKX (841.000) dan Bybit (225.000).
“Lonjakan setoran pada periode ini sering diartikan sebagai tanda bahwa para trader sedang bersiap membuka posisi baru, memperkuat posisi yang sudah ada, atau bergerak cepat saat volatilitas meningkat,” jelas Arab Chain.
Aktivitas ini menandakan bahwa pasar memasuki fase reaktif, bukan sekadar akumulasi. Trader tampak lebih agresif menyiapkan strategi untuk menyambut perubahan harga yang cepat.
Volatilitas Berpotensi Menguat, BTC Rawan Turun ke US$85.000
Dengan harga BTC yang telah terlempar ke bawah US$90.000, arus stablecoin justru bisa mempercepat tekanan turun jika buyer gagal mempertahankan posisi saat ini. Dalam skenario buruk, koreksi menuju US$85.000 kini menjadi potensi yang perlu diwaspadai.
Namun Peluang Rebound Tetap Terbuka
Jika BTC berhasil kembali ke atas US$90.000, aliran dana segar dari stablecoin dapat memicu rebound cepat atau counter-trend rally. Trader yang aktif berburu peluang volatilitas masih berpotensi mendapatkan momentum baik dari koreksi maupun pantulan harga.
Demikian rangkuman berita kripto hari ini untuk memantau kondisi pasar aset digital. Tetap ikuti Blockchain Media Indonesia untuk update terbaru seputar Bitcoin, altcoin, analisis pasar, hingga panduan edukasi crypto bagi pemula.
