![]() |
Mengapa Kita Suka Menonton Cerita yang Membuat Kita Menangis. (Foto: unsplash) |
Mengapa Film Sedih Justru Bikin Kita Ketagihan?
Pernah nggak, kamu sengaja cari film yang katanya “bikin nangis parah” padahal tahu bakal sedih? Entah itu The Notebook, Hachiko, atau Miracle in Cell No. 7, sebagian besar orang ternyata menikmati emosi sedih dari cerita yang mengharukan. Tapi kenapa ya, kita rela “tersiksa” demi air mata?
Jawabannya ternyata cukup menarik menangis dari film bukan tanda lemah, tapi reaksi alami otak dan hati kita terhadap kisah yang menggugah empati.
1. Cerita Sedih Membuat Kita Merasa “Hidup”
Menurut psikolog dari University of Oxford, menonton film sedih dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon yang sama muncul saat kita tertawa atau berolahraga. Efeknya? Kita merasa lebih lega dan “manusiawi”.
Ketika menonton kisah menyedihkan, kita ikut merasakan emosi karakter kehilangan, cinta, atau harapan. Itulah yang membuat kita merasakan koneksi emosional yang kuat, sesuatu yang sering sulit didapat di kehidupan nyata yang serba cepat. Film sedih memberi ruang bagi kita untuk berhenti sejenak dan benar-benar merasakan sesuatu.
2. Air Mata Sebagai Bentuk Katarsis
Dalam psikologi, katarsis berarti pelepasan emosi yang terpendam. Menangis saat menonton cerita yang menyentuh bisa jadi bentuk terapi alami. Setelahnya, kita biasanya merasa lebih tenang dan ringan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menangis bisa menurunkan stres dan tekanan darah, sekaligus meningkatkan suasana hati. Jadi, bukan hal aneh kalau setelah nonton drama yang bikin nangis, kamu malah merasa lebih lega.
3. Cerita Sedih Mengasah Empati
Film atau cerita yang menyedihkan sering menggambarkan sisi kemanusiaan yang paling tulus — kehilangan orang yang dicintai, perjuangan hidup, atau pengorbanan. Dengan menyaksikan itu, kita belajar memahami perasaan orang lain.
Empati ini bukan hanya bikin kita lebih “baper”, tapi juga membantu kita jadi manusia yang lebih peka dan pengertian. Bahkan menurut studi dari Science, orang yang sering membaca atau menonton cerita emosional cenderung memiliki empati sosial yang lebih tinggi.
4. Ada Kepuasan Emosional Setelah Menangis
Menariknya, setelah adegan sedih berakhir, penonton sering merasa puas. Mengapa? Karena otak kita suka dengan resolusi emosi — saat ketegangan berubah jadi kelegaan.
Cerita yang menyedihkan namun berakhir hangat memberi sinyal pada otak bahwa “semua akan baik-baik saja.” Inilah yang membuat film atau drama semacam itu terasa “nyesek tapi nagih”.
5. Menangis Bersama Orang Lain Membuat Ikatan Lebih Kuat
Nonton film sedih bareng teman atau pasangan bisa mempererat hubungan. Saat sama-sama tersentuh, otak kita melepaskan hormon oksitosin — zat yang juga dikenal sebagai love hormone. Hormon ini menumbuhkan rasa percaya, kedekatan, dan empati.
Jadi kalau kamu dan pasangan nangis bareng nonton film, itu bukan hal memalukan. Justru bisa bikin hubungan kalian makin dekat!
Kesimpulan: Menangis Itu Sehat, Termasuk dari Film
Menonton film atau cerita yang bikin kita menangis bukan tanda kelemahan, tapi tanda bahwa kita punya hati yang peka. Kadang, menangis adalah cara tubuh menyembuhkan diri — lewat kisah orang lain yang mencerminkan emosi kita sendiri.
Jadi, jangan malu kalau kamu suka film yang bikin nangis. Nikmati saja prosesnya. Karena di balik air mata itu, ada kelegaan, pelajaran, dan kemanusiaan yang sesungguhnya.